Tidak lama setelah keluar dari perboikitan, Ummul-Mukminin Khadijah memenuhi seruan Robb-nya dalam keadaaan ridha dan diridhai, dengan mendapatkan kabar gembira dari pemimpi kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, bahwa dia akan mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah mendapatkan kenikmatan yang kekal di sisi-Nya.
Khadijah meninggal dunia dalam usia enam puluh lima tahun, tiga tahun sebelum hijrah di Makkah. Ketika kematian menghampirinya, Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam mendekatinya dengan bersabda,” Engkau tidak menyukai apa yang kulihat pada dirimu, padahal Allah menjadikan kebaikkan pada apa yang disukai ini.
Ketika jasadnya dikuburkan, Rasullullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam masuk ke dalam liang kuburnya , lalu beliau memasukannya kedalam liangnya dengan tangan mulai beliau. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam merasa kehilangan atas kematian Khadijah itu meninggalkan pengaruh yang sangat mendalam, karena Khadijah adalah seorang istri yang setia. Bersama beliau mendapatkan ketenangan jiwa dan ketentraman hati, sebagaimana kematian paman beliau sebelumnya. Abu Thalib yang juga menimbulkan pengaruh yang mendalam. Sampai Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam menyebut tahun itu dengan nama Amul-Huzni (tahun kesedihan), disampai adanya keseliyan yang beliau hadapi di jalan dakwah.